Friday, October 01, 2010

Argo Sabar diseruduk....

Malam tadi 2 Oktober 2010 pukul 03.00, seperti malam-malam sebelumnya saya bangun untuk menjalankan ritualitas sehari, sebelum mengambil air wudlu saya sempatkan diri untuk menyalahkan TV sambil mengambil air minum untuk membasahi tenggorokan. Saya Ambil Remote dan saya pilih-pilih chanel yang saya inginkan. Di Metro TV bertepatan dengan acara Headline News, saya melihat ada berita kecelakaan kereta api di pemalang antara KA Argo Anggrek dan KA Senja Utama. Setelah melihat berita tersebut saya pun segera mengambil air wudlu dan sholat.
Di pagi saya penasaran dengan perkembangan berita kecelakaan kereta tadi dan saya nyalakan laptop dan membuka situs www.detik.com, di headlines detik.com saya kaget setelah membaca bahwa ternyata semalam juga terjadi kecelakaan kereta yang lain di Solo yaitu KA Bima dan Gaya Baru. Weleh.....kedua berita tadilah yang menginspirasi saya untuk menulis renungan ini.
Lima tahun lalu medio 2005 hingga 2007 hampir setiap 2 minggu sekali saya naik kereta jurusan Jombang – Yogyakarta. Karena keterbatasan uang saku saya memilih dua kereta ekonomi paling favorit yaitu Pasundan dan Sri Tanjung yang silih berganti saya naiki pulang dan pergi. Dan hampir selam 3 tahun tersebut saya mendapatkan banyak pengalaman yang sangat luar biasa di kereta ekonomi tersebut.
Naik kereta ekonomi bagi sebagian kalangan mahasiswa merupakan hal kurang diminati dengan alasan yang berbagai macam mulai dari yang dilihat Cuma sawah saja, lama, panas dan lain sebagainya.Tapi bagi sebagian kalangan mahasiswa yang lain naik kereta ekonomi merupakan pilihan yang favorit dengan berbagai macam alasan juga, seperti; ticketnya murah, bisa jalan-jalan, bisa merokok dan lain sebagainya.
Naik kereta ekonomi mutlak dipilih bagi banyak orang dengan alasan finansial yang terbatas begitu juga saya dan teman-teman waktu itu. Banyak cerita yang didapat ketika sedang menumpang kereta api ekonomi mulai dikejar-kejar Polisi KA karena gak bayar, kecopetan hingga mendapatkan jodohnya  ada salah satu sahabat saya yang mendapatkan isteri disana.
Kereta Api ekonomi memiliki nama lain (Laqob) dari para penumpangnya yaitu Kereta Api Argo Sabar. Penamaan itu sebenarnya berbau pemberontakan sih, dari kalangan bawah ke kalangan atas. Kalau biasanya orang berduit ya naik Kereta Api Eksekutif yang cepat dan yang kita tahu nama kereta apinya adalah Argo Anggrek, Agro Wilis, Argo Dwipangga dll sedangkan kereta api ekonomi yang biasa disalip diberi nama Argo Sabar, karena harus bersabar dan berhenti untuk memberi jalan Kereta Api Eksekutif yang namanya argo-argo itu.
Sebagai penumpang kereta api ekonomi harus rela bersabar beberapa menit hingga puluhan menit untuk berhenti di stasiun dan membiarkan KA Eksekutif untuk lewat dan tidak pernah sekalipun kereta api Eksekutif berhenti untuk mengalah dan memberikan jalan bagi kereta api ekonomi. Hukum tersebutlah yang berlaku di perkereta apian Indonesia kita ini.
Secara sekilas memanglah tidaklah menjadi masalah dengan sistem yang ada tersebut, tapi bila kita pikir lebih dalam lagi hukum kelas telah kita jadikan acuan dalam kehidupan bermasyarakat kita sehari-hari. Rakyat kecil yang tidak berduit harus mengalah pada Rakyat kaya yang berduit.ehmm....sungguh perlu dipikirkan.
Mungkin Sistem tersebut di atas perlu sekali-sekali diubah dengan menggunakan logika terbalik, bahwa KA eksekutif harus berhenti dan membiarkan KA ekonomi jalan atau lewat terlebih dahulu sebagai simbol toleransi orang kaya yang berduit kepada orang miskin yang terbiasa tidak mendapatkan pelayanan yang baik. Bisa nggak ya itu terjadi?Menurut saya bisa nggak bisa perlu dicoba!
Indonesia hari ini telah melakukan sebuah pencitraan yang tidak seperti biasanya, Indonesia yang dikenal masyarakatnya yang sopan, ramah dan toleran, hari ini telah berubah menjadi masyarakat yang haus darah dan tidak sayang pada sesamanya dengan beberapa kejadian yang terjadi beberapa hari terakhir ini.
Menurut asumsi saya bisa jadi salah satu penyebabnya ya karena layanan yang tidak seimbang antara kaum yang berpunya dengan kaum papa. Sehingga stratifikasi itupun semakin jauh dan mindset negatif pun subur pada kaum berpunya dan kaum papa yang menyebabkan mereka semakin mudah tersulut oleh provokasi murahan yang ada saat ini.
Oleh karena saya kira restrukturisasi berbagai lini dalam layanan masyarakat perlu dilakukan secara benar dan istiqomah biar semua layanan masyarakat merasakan layanan yang seadil-adilnya dan kejadian Argo Sabar diseruduk lagi pun tidak ada alagi.Amin.Wallahua’lam bishowab

Wednesday, February 03, 2010

Janji Sahabat

Di sebuah dusun hiduplah 2 orang sahabat yang bernama Sholeh dan Su’in, kedua sahabat anak manusia itu menghabiskan masa kanak-kanak dan remaja bersama. Di pagi hari biasanya mereka beraktivitas sendiri-sendiri untuk membantu orang tua masing-masing yang menjadi buruh tani. Setelah dewasa merekapun akhirnya menikah dengan gadis idaman mereka masing-masing.
Sholeh dan Su’in membangun keluarga mereka dengan warna religiusitas yang kuat. Mereka berdua membangun musholla didepan rumah merekah masing-masing. Mereka berdua pun menjadi panutan warga sekitar dimana mereka tinggal.
Sholeh ditakdirkan Allah untuk menjadi kelurga yang lebih berkecukupan daripada Su’in. Di tahun 1986 akhirnya sholeh dipanggil Allah untuk naik haji tetapi Sholeh dikaruniai seorang anak meskipun akhirnya meninggal dan Su’in dikaruniai 5 orang anak.
Setiap Kamis malam Jum’at dengan mengendarai sepeda angin mereka bersepeda kira-kira 50 Km untuk khususiyah (Ritual rutin bagi pengikut tharekat) di salah pesantren di Jombang. Kegiatan tersebut rutin dilakukakan selama berpuluh-puluh tahun.
Usia keduanya pun akhirnya tidak mudah lagi, penyakit pun sering sering menghinggapi mereka terutama pegel linu dan pusing-pusing. Setiap setelah shubuh dan ashar sholeh dan Su’in mempunyai kebiasaan yang sama yaitu mengaji Al Quran di Mushola masing-masing. Mereka berdua membangun mushollah sendiri-sendiri di depan rumahnya.
Suatu hari Sholeh meninggal dunia setelah terjatuh di kamar mandi menjelang sholat ashar. Dia terpeleset ketika memakai baju setelah mandi dan wudlu. Terlihat duka yang mendalam di wajah Su’in ketika pemakaman Sholeh.
Hari-hari berikutnya terus berlalu, disetiap hari kamis malam jumat Su’in kerap terlihat dimakam Sholeh. Usut punya usut ternyata mereka berdua ternyata mempunyai janji siapapun yang ditinggal untuk menghadap Allah (Meninggal) akan berziarah (mendoakannya setiap saat). Dan hal tersebut masih dilakukan oleh Su’in hingga saat ini.
Beberapa di atas atas adalah penggalan cerita hidup dua orang sahabat yang tidak mampu dideskripsikan penulis secara detail meskipun penulis mempunyai ikatan emosional dengan Sholeh dan Su’in, terutama dengan sholeh karena penulis adalah cucu Sholeh.
Cerita tersebut di atas juga terjadi pada dua sosok yang sangat kita semua yaitu Gus Dur dan Gus Mus. Beliau berdua menghabiskan masa remaja bersama di Al Azhar cairo, hingga akhirnya pulang ke tanah air beliau berdua membangun lingkungannya masing-masing dengan mendirikan dan mengembangkan pesantren dan keilmua yang beliau miliki. Dan beliau berdua memiliki kiprah yang sangat luar biasa dalam kemajuan bangsa ini.
KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur berpulang terlebih dahulu ke hariban Ilahi, seolah sudah merasa akan pergi untuk selamanya, Gus Dur pun berpamitan kepada Gus Mus di rembang. Kita bangsa Indonesia sangat kehilangan atas kepergian Gus Dur, begitu juga Gus Mus, beliau sangat berduka saat itu dan mungkin hingga saat ini. Dalam acara pemakaman Gus Dur, Gus Mus memimpin doa terakhir di acara tersebut, suaranya berat bergetar, matanya sembab penuh dengan air mata dengan kepala yang tertunduk.
Sebuah adegan yang mengharu biru terjadi pada saat itu. Persahabatan sejati adalah kata yang cocok untuk menjadi makna terminology dari hubungan Sholeh - Su’in dan Gus Dur - Gus Mus. Penulis pun yakin disaatnya nanti mereka semua akan berjumpa lagi di alam yang berbeda untuk bernostalgia (mungkin) menceritakan perjalan masing-masing.Wallahua’lambishowab

Malang, 4 February 2010: 05.45

Tuesday, February 02, 2010

Kelahiran dan Kematian

Pagi ini seperti biasa saya melakukakan kegiatan rutin untuk menelepon abah saya di kampung, kami berbicara panjang lebar tentang beberapa hal dan tidak lupa saya selalu menanyakan ada kabar apa di rumah, abah bercerita tentang kondisi adik saya yang sedang hamil tua yang kini hanya menunggu kelahiran calon keluarga kami yang baru (semoga Allah memberi keselamatan, kemudahan dan menjadikan anaknya anak yang shaleh) dan abah juga bercerita bahwa hari ini ada tetangga kami sebelah rumah yang meninggal (Innalillahi wa inna ilaihi rojiun : Allahummaghfirlahu Warhamhu Wa ‘afihi Wa’fu ‘anhu).

Kelahiran dan kematian merupakan dua keping yang tak bisa dipisahkan,, seperti ketika ada atas maka ada bawah, ketika ada sehat maka ada sakit, ketika ada bahagia maka ada duka, ada jauh maka ada dekat, ada baik maka ada buruk, dan lain sebagainya.

Kelahiran terjadi setelah proses kehamilan oleh seorang ibu selama kurang lebih Sembilan bulan sepuluh hari, selama hamil ada beberapa fase juga yang ada dan kalau kita melihat fase perkembangan itu melaui Ultrasonography (USG) kita akan berdecak kagum dengan gerakan dan tingkah laku janin selama dalam kandungan ibu, kelahiran merupakan momentum yang paling ditunggu-tunggu oleh semua orang karena hal itu merupakan sebuah hal membahagiakan dan biasanya ditandai dengan kebahagian dan tawa semua orang.

Kematian merupakan lepasnya nyawa dari tubuh manusia, hal tersebut terjadi disebabkan karena berbagai macam hal seperti, sakit, kecelakaan, peperangan ataupun tanpa sebab apapun dan secara tiba-tiba mati. Mati merupakan hal yang paling banyak ditakuti manusia, akan tetapi ada pula manusia yang merindukan kematian (kaum sufi) karena kematian merupakan pintu perjumpaan dia dengan Allah SWT, tapi hal tersebut bukan pada manusia biasa. Kematian seseorang biasanya menimbulkan duka bagi yang ditinggalkannya.

Pada hakikatnya kelahiran dan kematian merupakan kejadian yang sama yaitu proses peralihan manusia dari fase yang lain. Kelahiran merupakan proses peralihan manusia dari fase dalam kandungan ke alam dunia yang fana ini dan kematian merupakan fase peralihan manusia dari alam dunia ini ke alam kubur.

Kelahiran dan kematian merupakan dua keping yang tak bisa terpisah satu dengan yang lain. Kalau manusia yang sudah terlahir maka sudah dipastikan akan mati. Kalau tidak mau mati ya jangan mau dilahirkan. Kelahiran adalah momentum adanya kehidupan, kehidupan memiliki batas dan batas terakhir itu adalah kematian.

Sudahkah kita menyiapkan kematian kita?bekal apa yang kita punyai untuk menyambut kematian yang pasti menghampiri kita? Semoga kita semua nanti hanya akan mati dengan Husnul Khotimah.Amin.....Wallahu a’lam bishowab

Malang, 3 February 2010: 06.40

Monday, February 01, 2010

Guru yang Tak Terbatas

Guru, sebuah kata yang tidak asing bagi semua orang karena seluruh orang didunia ini hampir dipastikan memiliki guru, dalam terminology jawa guru merupakan sosok yang bisa digugu dan ditiru (bisa dicontoh ucapan dan perbuatannya).
Guru seringkali ditemui di sekolah yang biasa disebut dengan bapak dan ibu guru, ditemui di mushollah disebut ustadz dan ustadzah, di perguruan beladiri ada yang disebut master, sinpe atau guru dll, kalo dipesantren disebut kyai, di klub olah raga disebut pelatih atau di tempat pelatihan biasa disebut trainer dan masih banyak lagi yang lainnya.
Berdasarkan hal tersebut diatas guru yang biasa kita kenal adalah orang yang memberikan sesuatu kepada kita berupa ilmu, keahlian atau ajaran tentang nilai yang terbatas pada tempat, waktu dan materi tertentu.
Penulis memiliki pemikiran bahwa sebenarnya guru itu tidak hanya sebatas itu, kita bisa menjadikan apapun dan siapapun untuk menjadi guru kita, baik itu benda mati ataupun mahluk hidup, dan yang tampak maupun tidak tampak.
Coba kita renungkan sejenak dengan apapun yang ada disekitar kita, apakah apapun itu telah bisa menjadi guru kita atau tidak atau diri kita saja yang kurang bisa mengetahui tentang apapun itu.
Dalam sejarah peradaban dunia guru memiliki peran yang sangat luar biasa, manuasia produk peradaban yang besar pasti memiliki guru yang luar biasa juga. Sebut saja Nabi Muhammad memiliki guru yang luar biasa yaitu Malaikat JIbril yang selalu menyampaikan wahyu-wahyu Ilahi. Pengetahuan dan ilmu Rosulallah turun kepada para sahabat, para imam hingga pada kita sampai saat ini.
Seorang Mahatma Gandhi yang terkenal seantero jagat dengan ajaran Ahimsanya pun pernah berguru pada seorang Leo Tolstoy. Leo Tolstoy adalah sosok yang luar biasa, Beliau merupakan guru spiritual terbesar dizamannya dan meninggalkan hiruk pikuk kepopulerannya untuk pergi ke sebuah lembah yang dikenal dengan nama Yasnaya Polyana dan menyepi disana untuk memperoleh kebajikan abadi.
Penulis meyakini bahwa manusia-manusia besar dalam sejarah peradaban dunia ini merupakan manusia pembelajar yang selalu belajar untuk mencari sebuah kebenaran dan kebajikan. Misalnua kita belajar keistiqomahan dari tetesan air kepda batu yang menjadikannya berlubang. Tetesan air kecil pada batu seolah tidak berdaya tapi setelah sekian lama ternyata membuat batu yang keras itu menjadi berlubang.
Kita juga bisa belajar kerja keras dari sebuah motto hidup para penjual asongan di kereta api Surabaya-Yogya “Ora Obah Ora Mamah” yang bila di kaitkan dengan ayat dalam Al Quran merupakan sebagai manifestasi Innallaha La Yughoyyiru Ma Bi Qoumin Hatta Yughoyyiru Ma Bi Anfusihim yang sangat luar biasa itu.
Para guru sebenarnya telah menyebar dan tersebar disekitar kita dan siap memberikan apapun kepada kita untuk menjadikan kita lebih bisa tahu, faham, mengerti untuk melakukan amal sholeh mencapai Ridlo-Nya.Sudahkah kita membuka hati dan otak kita terus menerima kebenaran? Sudahkan kita memaksimal panca indera kita untuk mencari Ilmu dan kebenaran itu dari manapun dan siapapun gurunya? Semoga bisa menjadi bahan perenungan.


Malang, 2 February 2010: 05.01 WIB

Sunday, January 31, 2010

Bismillahirohmanirrohim

Bismillahirohmanirrohim, sebuah kata sederhana, biasa akan tetapi bermakna luar biasa, sebuah kata yang paling tepat untuk memulai setiap kegiatan apalagi kalau kegiatan itu merupakan kegiatan yang baik dan untuk kemaslahatan.
Begitu juga hari ini saya pun kepingin menggunakan Bismillahirohmanirrohim untuk memulai penulisan saya ini dan seterusnya....
Bismillahirohmanirrohim semoga tulisan-tulisan saya nanti berisi tentang sebuah kejujuran yang membawa kemaslahatan untuk pembaca semua
Bismillahirohmanirrohim semoga Allah menjadikan saya seorang yang beriman
Bismillahirohmanirrohim semoga Allah menjadikan saya seorang yang bertaqwa
Bismillahirohmanirrohim semoga Allah menjadikan saya seorang yang Sehat jasmani dan rohani
Bismillahirohmanirrohim semoga Allah menjadikan saya seorang yang istiqomah
Bismillahirohmanirrohim semoga Allah menjadikan saya seorang yang bersabar
Bismillahirohmanirrohim semoga Allah menjadikan saya seorang yang bisa memaksimalkan semua potensi yang ada dalam diri saya
Bismillahirohmanirrohim semoga Allah menjadikan saya seorang yang selalu mendapatkan pelajaran dari semua hal.
Bismillahirohmanirrohim semoga Allah menjadikan saya seorang yang bertanggungjawab dunia akhirat
Bismillahirohmanirrohim semoga Allah menjadikan saya seorang yang bisa terus menjadi baik dan terus lebih baik
Bismillahirohmanirrohim semoga Allah menjadikan saya seorang yang bisa menjadi pendengar yang baik
Bismillahirohmanirrohim semoga Allah menjadikan saya seorang yang bisa dijadikan tauladan untuk semua
Bismillahirohmanirrohim semoga Allah menjadikan saya seorang hamba, anak, menantu, suami, abi, guru, tetangga, bawahan, atasan, adik, kakak, om, pak de, keponakan, yang baik
Bismillahirohmanirrohim untuk semua hal baik yang tidak dan belum sempat terucap dari bibir kaku ini
Bismillahirohmanirrohim semoga Bismillahirohmanirrohim yang saya ucap bener-bener menjadi Bismillahirohmanirrohim yang sejati, sakti dan diridloi
Bismillahirohmanirrohim untuk terus menata dan memperbaiki hidup untuk kehidupan semua dan semoga saya terus membaca Bismillahirohmanirrohim sehingga akan berakhir Alhamdulillahirobbil’alamin ketika ajal menjemput saya nanti.Amin......
Aku hanya ingin mengucap Bismillahirohmanirrohim seperti ucapan Bismillahirrohmanirrohim yang terucap oleh mentari ketikan akan memulai pagi. Wallahua’lambishowab


Malang, 31 Januari 2010: 20.37

Saturday, December 20, 2008

Senyum...

Senyum itu gerakan yang sederhana dari tubuh
sederhana tapi membutuhkan power yang holistik dari seluruh organ tubuh
mungkin itu alasan rosul yang mengatakan bahwa senyum itu adalah sodaqoh
bisa dikatakan senyum itu sederhana tapi susah
tapi bisa dengan mudah dilakukan bila dilatih
mungkin begitu???
bagaiman komentar anda?

Monday, March 10, 2008

Sunday, December 31, 2006

Simbol dari Sebuah Simpul

Malam pergantian tahun ini aku rayakan sendiri di kontrakan tanpa teman dan tanpa keramaian!! Entah kenapa badan terasa berat banget untuk diajak keluar rumah meskipun beberapa teman dengan sejuta rayuannya mengajakku bersama menikmati pergantian tahun ini. Yang menjadi temanku malam ini adalah kesepian yang datang dengan tiba-tiba…

Kesepian telah membawaku terbang malam ini menuju alam imaji yang tak tersentuh oleh raga, layaknya Rosul ber-mi’roj ke shidrotul muntaha malam itu. Nikmat benar malam ini…

Aku terbang menyusuri langit, terlihat beberapa bintang yang malu menampakkan keceriaanya wajahnya dengan bersembunyi dibalik mendung, entah apa sebabnya. (aku berpikir mungkin bintang itu ber-empati padaku malam ini, )

Malam semakin larut, terbangku pun semakin tinggi, tak tahu kenapa tiba-tiba arah terbangku berbelok haluan, menuju suatu tempat yang pernah kusinggahi kala itu Arafah namanya. Sengaja aku terus mengikuti arah kekuatan yang membuatku terbang, terasa aku terus berputar-putar diatas arafah yang sudah sepi karena baru ditinggal jamaah haji menuju ke mina untuk melanjutkan ritual ibadahnya.

Aku terus terbang berputar berkeliling, terlihat dari kejauhan beberapa tenda melambaikan tangannya padaku secara bersamaan sambil meneteskan air mata. Spontan Dia lalu bercerita secara bergantian saling melengkapi satu dengan lainnya. Singkatnya, tenda-tenda itu adalah bekas tempat berteduh jamaah haji asal Indonesia yang wukuf pada tanggal 9 Dzuhijah kemarin, ada sebuah kejadian yang semestinya tidak perlu terjadi disana yaitu Jamaah haji yang kelaparan akibat pasokan makanan yang tak kunjung datang dengan berbagai alasan yang tak mampu mengobati lapar para jama’ah. Aku pun turun di bumi Arafah untuk menghibur tenda-tenda itu. Setelah tangis tenda mereda aku pun duduk disampingnya dengan berteduh dibawah pohon tempat aku berteduh waktu itu. Terasa dalam diri dialektika Otak dan batin yang yang semakin kentara. Sengaja tubuh ini kudiamkan untuk memberikan kesempatan otak dan batin berproses.

Dulu negara Indonesia terkenal dengan kesuburan tanahnya yang mampu menghasilkan tanaman yang beraneka ragamya, beriklim tropis, lautnya yang luas, udaranya yang bersih dan terkenal penduduknya yang ramah sampai-sampai pernah ada sebutan negeri yang Gemah ripah Loh jinawi tata tentrem kertoraharjo, Tapi di Indonesiaku kini banyak sekali ditemui orang pada ngantri beras, busung lapar dimana-mana, gizi buruk sedang melanda, wabah penyakit macam-macam, menyedihkan dan sangat ironis….

Dalam pelaksanaan haji di Indonesia, jamaah haji sangat diistimewakan mulai dari pemberangkatan, penginapan, pelaksanaan hingga pemulangan, tapi pada musim haji tahun 2006 ini ada sesuatu yang terjadi diluar kebiasaan yaitu jamaah haji Indonesia kelaparan, di arofah lagi padahal kan udah jelas Al Hajju ‘Arafah. Bagaimana kok sampek tledor kayak gitu?ada apa ini?tapi aku pun ber-Khusnudzon bahwa Al Insaanu Makaanu al khoto’ wa Nisyan…

Diam-diam otak dan batinku ternyata menolak semua hipotesis khusnudzon-ku itu dengan memberondongkan butiran-butiran hikmah yang misterius: “Semua itu adalah sebuah simbol dari sebuah simpul permasalahan yang belum terselesaikan hingga detik ini”. Dan akupun akhirnya tersadar mengetahui bahwa kakiku ternyata masih menginjak bumi….

Seketika itupun aku jadi teringat dengan tokoh Bisma dalam pewayangan, dia adalah sosok pejuang yang gigih membelah kebenaran dan mempertahankannya hingga titik darah penghabisan di medan pertempuran. Apabila dia tewas, dia akan hidup lagi bila badannya menyentuh bumi. Ada tiga kata kunci dari riwayat Bisma yaitu, kebenaran, hidup lagi dan bumi. Masihkah kaki saudara menginjak bumi?Sudahkah saudara tersadar, bahwa kesuksesan yang telah saudara raih adalah dengan menginjak-injak anak tangga yang terbuat dari saudara kita sendiri yang tertindas?sudahkah saudara menjadi Pribumi yang membumi?
Demi Baldatun Thoyyibatun Wa Robbun Ghofur di negeri ini……


Yogyakarta, 1 January 2007 ; 1 : 13 WIB
Langgar Perjuangan “Yasnaya Polyana”

Wednesday, December 13, 2006

Seteguh Abah Semenyentuh Bunda

Duhai Abah yang mulia
Sudilah kiranya abah menerima pelukan nanda
Karena nanda ingin mengerti lebih dalam arti perjuangan seorang abah untuk nanda…
Terlihat kaki abah terus melangkah walaupun panasnya jalanan sedang merekah…
Tubuh abah terus berdiri tegak walaupun badai terus menerjang..
Mata abah terus memandang ke depan walaupun lambaian semu duniawi terus datang..
Dan…….. kesucian batin abah yang terus kokoh tak terguncang bagai karang…
Duhai abahku pancarkanlah keteguhanmu itu dalam setiap dzikir, pikir dan amal sholeh ananda ini…

Duhai Bunda tercinta
Masih terngiang ditelingaku…
Untaian ayat suci yang kau ajarkan kepadaku waktu itu
Dongeng-dongeng penuh makna yang kau persembahkan kepadaku sebelum tidur
Nasihat-nasihat tulus dari bibirmu yang berhias dengan dzikir itu dan tak pernah usang ditelan waktu..
Sungguh semuanya masih terngiang ditelingaku bunda

Duhai bunda tersayang
Masih terasa di kepalaku belaianmu yang lembut itu..
Belaian dari jari jemari yang terus memutar tasbih….
Jari jemari yang sangat fasih menghidangkan masakan lahir dan bathin bagi keluarga
Belaian dengan hiasan senyuman yang elok bagai bulan purnama..

Duhai bunda…
Setiap kedipan matamu menggerakkan detak jantungku
Setiap gerakan dzikirmu mengontrol pergerakan jiwa dan ragaku
Setiap masakan yang terhidang mengandung ruh kasih sayang dan menjadi nutrisi yang suci bagi semua bagian keluarga.

Duhai bunda
Sentuhanmu itu menjadi kekuatan yang dasyat bagiku
Untuk terus berusaha menjadi satria dan Qurrota A’yun bagi Abah dan Bunda


Langgar Yasnaya Polyana
Yogyakarta, 13 Desember 2006
15.34 WIB

Syahadatku...


Yaa Allah Tuhanku….
Aku telah berjanji bahwa tiada tuhan selain Engkau…
Dengan sepenuh hati telah kucoba menyembah-MU
Dengan sekuat tenaga kuraih cinta-MU
Tapi aku masih merasa jauh dari-MU Allah…
Apakah ini karena kesablenganku…?
Yang seringkali mencabik-cabik hati-Mu dengan melanggar firman-firman-Mu
Apakah ini karena keegoanku…?
Yang terlalu sering memaksa-Mu dengan doa-doaku dengan melupakan sifat Sama’ dan Bashor-MU
Duh Gusti……
Perkenankanlah hamba untuk menata kembali Tahlil, Tasbih dan kesadaran hamba sebagai makhluk yang lemah
Sebagai manifestasi “ Laailaha Illa Anta Subhanaka Inni Kuntu Minadzolimiin”
Dan lebih jauh untuk mereduksi lebih dalam sifat-sifat-Mu kedalam diri hamba yang hina ini, untuk mencapai peran dan fungsi sebagai Kholifah Fil ‘Ardi seperti yang Engkau harapkan

Yaa Sayyidina Yaa Muhammad Rosulullah….
Perkenankan diri ini untuk bersimpuh dipangkuan paduka
Sebagai penyesalan diri ini pada paduka…
Karena telah menganggap sabda-sabda paduka hanya sebagai cerita
Karena telah banyak menghianati paduka dengan sikap dan tindakan yang ambivalen dengan syahadat bahwa Muhammad Rosulullah, paduka kekasih Allah…
Duhai paduka Muhammad kekasih Allah…
Perkenankan hamba untuk mengucap “Assalamu ‘Alaika Ayyuhannabiyyu Warohkmatullahi Wabarakaatuh”
Kuingin mencintaimu lebih dalam Ya Rosulullah…
Kuingin Mengikuti risalah-risalahmu yang suci itu wahai kekasih Allah..
Kuingin lebih jauh mengerti dan memahami sabda-sabdamu sebagai Hujjah yang menuntun hidupku untuk mengabdi kepada Allah dan menjadi umatmu yang sebenarnya….
Meskipun dengan tubuh yang terkoyak dan kaki yang terseok-seok
Untuk sebuah pencapaian muslim yang kamil

Yaa Allah…
Yaa Muhammad..
Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rosulullah….

Langgar Yasnaya Polyana
Yogyakarta, 13 December 2006
01.12 WIB

Tuesday, August 29, 2006

Al-Mukarrom Mbah Janggelan

Siang ini hawa terasa sangat panas di kampungku, hal tesebut disebabkan sawah-sawah udah pada selesai dipanen dan kebetulan sekarang ini adalah musim kemarau.
Sebagai ritual keseharian di rumah waktu pulang kampung, setiap pagi dan siang hari aku harus mengantar dan menjemput sekolah ratu kecilku ayu yang sekarang ini sudah mulai beranjak remaja. Entah dengan maksud atau alasan apa tiap kali aku pulang kampung dia selalu minta diantar dan dijemput sekolah, padahal setiap harinya dia harus mengayuh pedal sepedanya sejauh 3 Km untuk sampai di sekolah.
Udara panas musim kemarau membuat aku dan si Ayu kehausan, dan kami pun memutuskan untuk membeli es Janggelan ( Kalau di kota dinamakan es cincau) yang telah menjadi langganan si Ayu dan teman-temannya ketika pulang sekolah. Warung Es Janggelan ini berada di jalan pinggiran desatepat di bawah pohon randu (pohon penghasil kapas) dan menempati gubuk yang sangat sederhana dan beratapkan Daduk (Daun tebu yang di anyam untuk dijadikan atap). Aku pun memesan “ Es Kaleh Pak” ( Es Dua Pak) dan dengan cekatan bapak itu mulai melayani kami. Sambil menunggu es aku mengambil Onde-onde (Jajanan yang terbuat dari kacang merah yang dihaluskan dan dibungkus dengan tepung).
Mata dan bathinku terus berproses dengan keras ketika melihat dinamisasi gerakan tubuh dari Mbah Janggelan ketika menyiapkan Es Janggelan untukku dan Ayu. Pedagang Es Janggelan merupakan sepasang suami istri yang kira-kira berumur 70 tahun, sang mbah kakung ( yang laki-laki ) memakai baju yang warnanya sudah mulai memudar dipadu dengan celana pendek pantolan (celana yang terbuat dari kain dreel kualitas terjelek yang biasa dijual di pasar tradisional) tapi mata dlohirku waktu itu terpesona dengan wajah pasangan ini yang bersih bersinar dan dibalut dengan senyuman yang khas orang desa.
Si Mbah puteri nenberisihkan gelas dan memasukkan dalam ember dan terlihat sedang berkemas-kemas dan aku akhirnya tahu kenapa si mbah putri ini sibuk sejak tadi, ternyata ia akan berkemas pulang untuk giliran sholat Dluhur dengan sang suami…(Subhanallah)
Tanpa terasa akhirnya Es yang tlah tersedia untukku dan ayu sudah habis kami minum dan kami pun membayar lalu pulang.
Di perjalan pulang aku dan ayu ngobrol tentang Es Janggelan tadi, ayu bercerita katanya temannya dulu pernah bertanya sama Mbah kakung tadi kenapa es Janggelannya sudah murah tidak pakai pemanis buatan lagi, sang Mbah menjawab, Nak….nak wong saya saja kalau minum dengan pemanis buatan saja batuk apalagi orang lain. Jadi meskipun dengan keuntungan yang sedikit gak papa asal orang lain tidak batuk. (Masya Allah) hatiku bergetar ketika mendengar cerita ayu itu….
Diam-diam batinku pun berbicara…., Ya Allah suatu saat nanti izinkan aku untuk dapat menikmati lagi Es Janggelan buatan Mbah Janggelan yang Mulia itu. Aku berharap bisa belajar banyak tentang kehidupan beliau yang jujur meskipun dengan dengan resiko keuntungan yang sedikit, tetap harmonis dengan sang istri hingga usia senja, tetap istiqomah meskipun fisik pun mulai renta. Mbah sudikah engkau membagi pesona dirimu dalam diriku yang selalu meronta ini?

Wednesday, August 23, 2006

Allah Pun Bertanya...

Afahasibtum Annamaa Khalaqnaakum ‘abatsan…?
Kalo diterjemahkan dengan bahasa Jawa bebas “ Rumangsamamu Aku nggawe kowe kabeh iki dolanan ‘po? ( Menurutmu aku buat kamu semua ini mainan apa?)
Apa yang berada dalam pikiran anda bila membaca perkataan Allah itu? Ngeri, Takut, Kagum atau bahkan Cuek?
Saya sangat malu sebagai manusia yang dloif ketika membaca perkataan Allah tersebut, pertanyaan yang dilantorkan Allah tersebut merupakan sebuah ungkapan dari sifat keilahian Allah sang Khaliq kepada hamba yang telah diciptakanNya.
Rasa malu itu ada karena sebagai hamba Allah saya tidak bisa dengan maksimal untuk mengabdi pada Allah, sedangkan Allah sendiri telah dengan maksimal menciptakan saya dan manusia yang lain dengan tidak main-main…
Oh itulah Allah yang selalu bertindak dengan sempurna karena Ia maha sempurna…
Melihat alasan-alasan diatas kita sebagai manusia yang diciptakan Allah untuk terus tidak melaksanakan kewajiban dalam memenuhi hak-hak Allah atau bahkan dengan percaya diri yang tinggi kita mengaku telah memiliki hak Allah itu, Gak tahu diri banget manusia
Manusia memang tempatnya salah dan lupa, tapi haruskah itu yang menjadi alasan klasik manusia untuk memaafkan dan mentolelir kesalahannya sendiri?

Gelap Itu Indah....

Entan setyawan namanya……
Kisahnya membuat aku merinding kaku pagi itu. Dia bertutur tentang kisah hidupnya yang harus buta sejak lahir…
Daia telah cacat mata sejak lahir dia tumbuh terus hingga sekarang sudah berkeluarga dan memiliki seorang anak…
Dalam mimik wajah yang polos dia mengungkapkan keinginannya yang pada saat itu kontan membuat darahku seakan berhenti…
“ Sampai saat ini saya hanya ingin melihat wajah ibu yang melahirkan dan merawat saya hingga besar. Dan bahkan saya tidak bias membayangkan wajah ayah saya yang telah meninggal beberapa tahun lalu…,tapi saya pun yakin bahwa saya kan bertemu dengan beliau dan bisa menatap wajahnya sepuasnya di alam yang lain nanti…”
Kita sebagai manusia yang tidak buta mestinya harus banyak berguru pada entan sang buta. Pernahkah kita memncoba merenungkan berapa banyak yang terbuang sia-sia karena tidak dapat dengan maksimal mengabdi menjadi anak yang baik pada orang tua kita…?
Seseorang memang terkadang kurang bias mensyukuri sesuatu yang dimilikinya, dan biasanya dia merasa membutuhkan bila sesuatu itu tidak berada ditangannya…
Saya sempat mencoba untuk memejamkan mata beberapa saat, untuk berusaha merasakan keadaan entan, tapi apa yang kurasa saya merasakan kegelapan yang membelenggu, karena saya biasa menggunakan mata dlohir dalam melihat, akan tetapi yang dirasakan entan?dia merasa itu hal biasa ketika ia berjalan ia banyak menggunakan tongkat sebagai sensor rasa mata bathinnya untuk mencari jalan biar tidak tersandung atau bahkan terperosok dalam lubang.
Gelap kata entan adalah indah…karena bathinnya merasa terasah dengan baik di kegelapan matanya.
Bisakah kita mengasah mata bathin kita dengan mata terbuka?sehingga kita bisa mengetahui sebuah kebenaran dan keindahan hakiki bukan dari pandangan mata dlohir saja? ( terinspirasi oleh acara menjelang fajar SCTV )

Tuesday, August 08, 2006

Cinta-Ku Terbang Tinggi


Tulisan ini berawal dari sebuah perenungan yang mendalam tentang situasi yang berkembang di Indonesia dewasa ini. Dari hasil perenungan itu penulis menganggap banyak sekali hal-hal yang telah keluar dari framework dinamika dunia yang seharusnya.

Banyak sekali kejadian-kejadian di depan mata kita yang membuat hati kita tersayat pedih, dimana banyak sekali manusia yang sudah tega menyakiti dan mendzolimi saudaranya sendiri, kompetesi sudah tidak lagi sehat, sistem pendidikan yang membingungkan, kecelakaan pesawat dan kereta dimana-mana, dan pada akhir tahun 2004 kemarin bumi Indonesia telah berduka lagi dengan adanya bencana tsunami dan gempa bumi Aceh, Sumatera Utara, Yogyakarta, banjir di sulawesi dan Kalimantan dan yang sampai sekrang masih terjadi banjir Lumpur di Porong Sidoarjo .

Fenomena diatas telah mengganggu pikiran penulis hingga berhari-hari dan penulis pun sempat bertanya pada Tuhan, Apakah semua itu merupakan Ujian atau Azab Tuhan?? dan tak lama kemuadian Tuhan pun menjawab: “Carilah sesuatu yang paling substansi dan menjadi ruh dari setiap hubungan di bumi ini”, dan hal itulah yang telah terbang dari bumi Indonesia”. Jawaban Tuhan itu menjadi tantangan penulis untuk memecahkannya, dan penulis pun berpikir keras lagi sampai akhirnya memberanikan diri untuk melakukan ijtihad pribadi bahwa penyebab itu semua karena “cinta telah terbang dari bumi Indonesia”. karena cinta adalah ruh yang harus ada dalam relasi di bumi.

Berbicara mengenai cinta, merupakan suatu hal yang sangat sulit dan penuh dengan penafsiran yang subyektif dari masing-masing kepala , dalam hal ini ini penulis juga memberanikan diri untuk mengungkapkan suyektifitas penualis ke dalam lembaran kertas sebagai penuangan aktualisasi penulis tentang cinta.

Penulis akan memulai tulisan ini dengan pamaknaan cinta, menurut penulis cinta adalah sesuatu yang bersifat materiil tak tampak oleh mata, berada dimana-mana dan menjadi ruh atau kekuatan setiap gerak dan langkah dari setiap struktur yang berada di alam ini. Dan bahkan penulis menganggap bahwa cinta itu menpunyai sebuai kekuatan yang sangat dasyat yang dapat mengubah sesuatu yang tidak mungkin terjadi menjadi mungkin terjadi, hal tersebut kita rasakan bila kita sedang mencintai sesuatu entah itu berupa manusia, harta benda lebih-lebih Tuhan.

Penulis menganggap dalam cinta itu ada tiga unsur penting yang menjadi simbol dari para subyek yang sedang mencinta untuk mengaktualisasikan rasa yang ada dalam dirinya kepada yang di cintai, unsur itu adalah:
1. Kepasrahan
Suatu kepasrahan akan muncul dalam setiap subyek yang sedang mencinta, dia kan menyerahkan secara total apa yang ada dalam dirinya kepada sesuatu yang di cintainya itu,
2. Kerinduan
Rasa rindu akan selalu ada dalam setiap pencinta selalu ingin selalu berjumpa dengan yang dicintainya dan hanya perjumpaan yang bias mengobati itu.
3. Keintiman
Merupakan suatu posisi dimana keduanya telah berada dalam suatu titik focus dari hakikat rasa cinta subyek yang sedang jatuh cinta.
Di dunia ada tiga subyek besar yang melakukan interaksi yang menjadi kunci keberadaan dunia yaitu, Tuhan, manusia, dan Alam. Ketiga subyek tersebut melakukan interaksi secara seimbang dan berkesinambungan sesuai dengan kodratnya masing-masing. Dan yang menjadi kunci utama atau ruh dari interaksi itu adalah cinta.

Tuhan menciptakan manusia dan alam dengan cinta-Nya yang tulus dan selalu menebarkan rasa cinta itu sampai detik ini, manusia membutuhkanTuhan dan alam demi kelangsungan hidupnya dan begitu juga dengan dengan alam. Proses yang demikian itulah yang biasanya dinamakan Sunnatullah.

Sunnatullah haruslah selalu dijaga dinamika dan keberadaannya, karena jika tidak maka akan terjadi sebuah kejadian dasyat yang ditimbulkan semua itu, hal tersebut akan berakibat buruk bagi penyebab kejadian itu atau subyek yang merusak interaksi atau sunnatullah itu.

Dalam fenomena keindonesiaan seperti yang sedang terjadi dewasa ini seakan merupakan suatu indikasi bahwa terjadi kesalahan yang sangat krusial dari ketetapan sunnahtullah yang dilakukan manusia Indonesia.

Hal tersebut telah terbukti bahwa Indonesia sekarang ini mengalami klrisis multidimensi yang sedang berada pada titik yang mengkuatirkan keberlangsungan hidup negara ini, belum lagi banyaknya gejolak alam yang seakan merupakan sikap alam yang sudah mulai bosan dengan manusia (meminjam istilah Ebiet G Ade) , Kumungkaran sudah tidak ditutupi lagi dan ngerinya lagi kemungkaran telah menjadi trademark suatu pola hidup.

Indonesia menangis hari ini setelah puluhan ribu manusia “yang belum tentu berdosa” telah menjadi korban dari reaksi alam yang mendapat rekomendasi dari Tuhan karena merasa terdzolimi juga atas tindakan beberapa gelintir manusia yang hanya mengedepankan nafsunya sendiri dan telah melakukan pengkhianatan terhadap kepasrahan sunnahtullah.

Alam Indonesia sekarang seakan tidak lagi bersahabat dengan manusia, para petani menangis kelaparan padahal sangat ironis karena dia yang telah menanam bahan pangan yang menjadi kebutuhan semua manusia.

Hidup di Indonesia seakan gersang, panas, dan membosankan. Penulis menganggap rasa itu ada karena sudah tidak ada lagi cinta yang menjadi ruh setiap interaksi subyek dunia dan itu dilakukan oleh salah satu subyeknya yaitu manusia Indonesia sendiri. Hal tersebutlah yang menurut penulis membuat Cinta terbang tinggi dari bumi Indonesia.

Akankah cinta turun lagi di bumi Indonesia ini ???? Penulis menganggap itu akan terjadi bila manusia Indonesia melakukan suatu evaluasi secara kolektif tentang dinamika yang telah terjadi agar supaya dapat melakukan tindakan lebih lanjut untuk memperbaiki hubungan dia dengan subyek lain yang berada di dunia ini. Denagan kata lain manusia Indonesia harus melakukan suatu pengakuan kepada Tuhan dan Alam tentang kesalahan yang telah ia perbuat dan mempunyai komitmen untuk memperbaikinya, dan itupun harus dilakukan secara kolektif karena itu yang membuat yakin Tuhan dan Alam mersa yakin bahwa manusia Indonesia untuk menepati komitmennya.

Tulisan diatas merupakan bentuk aktualisasi kerinduan penulis terhadap suasana dan keadaan Indonesia yang “Tata tenteram kerto raharjo gemah ripah lohjinawi” yang seakan hanya menjadi simbol belaka di bumi Indonesia ini.Wallahua’lamBishowab

Yogyakarta 9 Agustus, 2006

Elegi Jajan Lupis


Pagi ini saya dan ari berusaha menghilangkan kebiasaan buruk kami yaitu tidur setelah Sholat Shubuh dengan Joging …..
Karena tidak pernah lari, tubuh kami tidak mau diajak kompromi itu terbukti baru kira-kira 1 Km berlari kaki saya terasa kesemutan hehehehehe….1000x. Akhirnya kami memutuskan untuk berjalan saja dengan sedikit keringat yang sudah mulai membasahi baju. Sambil berjalan kami ngobrol tentang berbagai macam hal mulai dari Anak-anak kecil yang mau sekolah, gedung UIN SUKA yang retak akibat gempa 27 Mei 2006 hingga cewek cantik berjilbab yang naik sepeda onthel  ( jangan diartikan yang macam-macam ya!!!).
Sudah kami rencanakan sebelumnya, setelah joging kami akan mampir ke pasar untuk mencari jajan pasar sebagai teman minum kopi. Kami berdua masuk ke pasar dan mencari jajanan. Kami mondar-mandir tanpa arah karena gak ngerti tempat penjual jajanan dan beberapa saat kemudian kami pun menemukannya. Kami pun mulai memilih dengan penuh pertimbangan karena uang kami berdua setelah dikumpulkan hanya berjumlah Rp.4200 akhirnya kami memutuskan dengan membeli 2 arem-arem dan 2 gorengan, uang kami sisa 1900. Dan kami pun mencari jajanan lain yang bisa dibeli dengan sisa uang kami tersebut. Setelah berjalan kami melihat mbah-mbah kira-kira umurnya 80 tahun yang sedang duduk sambil menata dagangannya. Mbah ini berjualan lupis (makanan khas pasar yang terbuat dari ketan dan cara penyajiannya dengan diiris setebal 0,5 Cm dan diatasnya ditaburi kelapa parut plus sauce yang terbuat dari gula merah yang telah dicairkan). Lalu kami pun mendatangi mbah itu, saya berkata “ Mbah tumbas Lupis niki wonten yotro 1900 njenengan dadosaken kale nggeh” ( Mbah beli lupis ini ada uang 1900 mohon dijadikan 2 bungkus ya). Mbah itu pun menganggukkan kepalanya. Dengan cekatan mbah itu membersihkan daun pisang dan membungkus pesanan kami. Sambil menunggu kupandangi terus gerak-gerik mbah penjual itu mulai dari penampilan, stock makanan hingga cara duduk.
Tepat dibelakang pasar itu berdiri Plaza Ambarukmo yang berdiri megah dan didalamnya terdapat berbagai macam barang kebutuhan hidup mulai tusuk gigi hingga Mobil dan tentunya jajanan modern yang berwarna-warni.
Setelah menerima Lupis kami pun berjalan pulang, namun otakku yang nakal ini pun berpikir keras untuk mengkalkulasi nilai rupiah dari dagangan mbah tadi dengan cara membagi jumlah secara keseluruhan stock barang mbah Lupis dengan lupis yang kami beli dan saya perkirakan nilai rupiah dari dagangan dari mbah Lupis itu tidak Sampai Rp 50000. Saya banyak mendapatkan banyak pelajaran berharga pagi ini dari seorang mbah 80 tahunan penjual Lupis yang matanya pun sudah mulai kabur (tanpa sengaja kulihat dia meraba mencari sendok untuk sauce gula meskipun matanya terfokus pada tempat sauce gula itu). Pelajaran berharga dari mbah itu adalah semangat hidup yang luar biasa meskipun dengan keterbatasan kemampuan beliau tetap percaya diri dan optimis ditengah persaingan ekonomi yang demikian dasyatnya. Dan hal tersebut merupakan sebuah bukti dari rizki yang min haitsu la yahtasib.
Pasar dan Plaza memang melayani segmen konsumen yang mungkin berbeda. Akan tetapi bila plaza sudah melakukan agresi kepada pasar tradisional dengan menjual barang yang biasa dijual dipasar tradisional maka harmonisasi kehidupan pedagang pasar tradisional pun fan tanziri sa’a untuk gulung tikar. Bagaimana nasib mbah Lupis bila Lupis pun sekarang mulai dijual di Plaza? Dengan sedikit kemasan agak rapi harga Lupis pun bisa berlipat ganda, dan para orang kaya pun bisa menikmati sepuasnya Lupis yang merupakan trademark pasar tradisional dengan duduk bersantai di Stand Food Center tanpa sekikit pun kehilangan gengsi. Dan kalau boleh agak ekstrim saya berpendapat disitulah cikal bakal kesenjangan antara orang kaya dan miskin, modern dan tradisional dan permasalah bangsa lainnya.
Bagaimana orang kaya bisa merasakan penderitaan orang miskin kalau mereka tidak pernah ke pasar tradisional dengan berinteraksi secara langsung dengan pedagang seperti mbah Lupis dan merasakan aroma khas pasar tradisional yang sedikit menusuk hidung (saya yakin bahkan haqqul yaqin bahwa sensifitas kepada orang miskin bisa diasah di pasar)
Menurut imajinasi saya, Keharmonisan kehidupan bangsa ini bisa dibangun lagi dengan cara tidak membiarkan Plaza untuk melakukan agresi kepada pasar tradisional dengan berusaha memboyong kekhasan pasar tradisional ke Plaza.
Kepada semua sahabat entah yang masih miskin atau yang sudah kaya marilah kita sering-sering bersilaturrohmi ke pasar tradisional dengan merasakan suasana, aroma dan hidangan khas pasar yang mungkin sangat kita rindukan. Semoga mata bathin kita selalu terbuka dan sensifitas kita menjadi tajam dalam melihat realitas sosial yang ada. Mungkin ini secuil manifestasi Ta’awwanu ala al-birri wa Taqwa dari saya semoga bermanfaat.Amin.

Tuesday, July 25, 2006

Mungkin Sebuah Pengharapan


Sebuah tatapan kosong nenek yang telah renta dibawah pohon bambu siang itu yang sampai saat ini tak kutahu maknanya…
Anak kecil itu pergi ke sawah dengan menggiring kambingnya dengan membawa sabit dan karung pupuk tempat rumput. Dia tidak lagi sekolah karena biaya yang kian mahal…
Wanita Paruh baya itu berjalan menyusuri pematang ladang untuk mencari pete untuk dijadikan pepes dan dijual keliling desa dikala matahari siang yang panas…
Beberapa lelaki dewasa sedang naik turun Tanggul sungai yang dalamnya 15 meter untuk menambang pasir yang kian lama makin habis…
Pemuda desa yang tidak lagi optimis menhadapi kehidupan karena sulitnya mencari kerja..
Si Tegar kecil pulang sekolah pulang sekolah berjalan kaki dengan seragam yang warnanya telah mulai kusam, rambut merah dan resleting celananya yang dikait dengan peniti yang sedikit berkarat…
Sawah-sawah yang menguning bukan karena sudah saatnya panen tapi karena keterlambatan pemberian pupuk akibat birokrasi yang kian rumit..
Seorang pedagang pentol goreng yang mondar mandir membawa dagangannya tanpa pernah berhenti karena tidak ada pembeli dimusim paceklik tahun ini….
Ya Allah berilah hambamu ini kekuatan untuk berbuat sesuatu dan tidak lagi hanya air mata yang menetes karena ketidakberdayaan dalam melihat penderitaan rakyat negeri ini….!!!

Thursday, July 20, 2006

Secuil Lamunan Pagi di Kota Seribu Gempa ( Yogyakarta)....



" Disini negeri kami tempat padi terhampar luas, samudranya kaya raya negeri kami subur Tuhan" sebuah penggalan nyanyian mahasiswa yang biasa digunakan dalam melakukan aksi turun jalan seolah menjadi impian yang tak terwujud dalam situasi sekarang ini....

Negeri yang namanya Indonesia sekarang ini tak lebih dari sebuah negeri yang terseok yang penuh duka, Gempa Bumi, Banjir, kekeringan, kelaparan, Tanah longsor, gagal panen, pengangguran, putus sekolah, kejahatan dimana-mana........

Inikah negeri yang dulu disebut Gemah Ripah Loh Jinawi itu? suatu slogan yang telah terbang tinggi dari negeri ini...

Sampai kapan situasi seperti ini akan terjadi dibumi pertiwi ini....

Kapankah sebuah Baldatun Thoyyibatun Wa Robuun Ghoffur itu akan tercapai....

Oh..... PR yang besar bagi kita semua....

Kepada semua golongan terdidik mampukah anda menjadi opinion leader inovatif ( Minjem istilah Prof. Noeng Muhadjir)?

Kepada semua Ulama mampukah anda menjadi panutan bagi masyarakat?

Kepada semua Pemimpin bangsa, mampukah anda menjadi pemimpin yang adil dan mengayomi rakyat?

Mampukah semua elemen bangsa untuk melaksanakan kewajiban secara tulus?

Mampukah kita sebagai warga negara untuk bersatu dalam sebuah komitmen kebangsaan untuk membangun negeri tercinta ini...?

Kita sadar memang terkadang kita banyak perbedaan, tapi haruskah itu semua menjadi sebuah penghalang untuk mewujudkan impian kita bersama......

Tidak malukah kita kepada Tuhan yang telah memberikan mandat-Nya kepada kita untuk menjadi Kholifah fil 'Ard.....?

marilah sejenak instropeksi diri.......

Sunday, July 16, 2006

sebuah harapan...


Ya Allah.......
sudikah Engkau untuk membelaiku.....?
Aku rindu akan itu lagi....
Ku tahu uluran tangan ghoibMu selalu Kau ulurkan kepadaku..
tapi maaf aku terkadang memang salah kepada- MU untuk tidak menyambut-Mu
Kini aku ingin mencintai-Mu lebih dalam lagi, meskipun dengan kaki yang terseok-seok..
dan semoga nanti aku bisa untuk melangkah lebih tegak....

Friday, July 14, 2006

Kearifan yang telah terbang tinggi........

pagi ini secara tak sengaja aku mengengar si kecil ninda anak pak kosku menyanyikan lagu hit terbaru Ratu "lelaki buaya darat". karena keterbatasan sensornya mungkin dia hanya bisa terus mengulang bagian reffnya " lelaki buaya darat....Busyet...aku tertipu lagi..." dia menirukan nyanyian itu dari replika HaPe Nokia 6600 yang dibelikan bapaknya dipasar....

Pagi itu aku sedang mandi dan Ninda sedang bermain dengan ibunya dan adeknya Zidan....setelah mendengar itu bayanganku terbang ke masa kecilku dulu....

masa kecil yang penuh keceriaan bersama teman-temanku kala itu...........

meskipun dengan keterbatasan alat main tapi kala itu kami bermain dan bernyanyi bersama dengan senangnya.....

sebuah nyanyian yang akrab ditelingaku kala itu adalah nyanyian dolanan jawa yang seperti gundul pacul, jaran bei, lir ilir dan yang lain-lain......

alat maen kami kala itu hanya sebuah ketepel, gasing dari kayu pete, kaleng bekas, tanah liat, dan tutup botol yang biasa kami sebut kempyeng dan bermaing layang-layang yang bahanya bukan dari kertas tapi dari plastik sisa dari karung pupuk dan untuk lemnya kami rekatkan dengan obat nyamuk yang menyala......

bahan maenan itu kami cari disekitar rumah dan kami buat sendiri sesuai dengan maksud dan fungsi dari mainan itu........

waktu terus berjalan......masa pun terus berganti....

Dan sekarang anak-anak lebih senang bermain dengan Play Station, Tamiya, atau lebih gampangnya ngajak orang tua ke Game Zone......

Tak sengaja aku meneteskan air mata........."kemanakah suasana kecilku dulu yang penuh dengan improvisasi untuk mendapatkan sebuah maenan yang menurut subyektifitasku kala itu sangat perfect dan bisa dihandalkan memberikan kebahagian?" dan "kemanakah nyanyian dolanan kala itu yang sangat mudah ku hapal dan nyanyikan meskipun untuk mengeti maknanya aku sangat terlambat tapi aku tidak menyesal karena ternyata nyanyianku kala itu sarat dengan makna dan kearifan?"

Oh benarkah kau telah terbang sekarang......?

Tegahkah kau membiarkan anak-anak sekarang menikmati sesuatu yang terlihat indah, simpel tetapi melenakan itu...?

kuingin kau turun lagi dan membelai dengan lembut kepala mereka dan menyampaikan kearifan tanpa lilin ( yang menurut David Becker dalam Digital Fortress diartikan Kearifan yang tulus )

haruskah Tuhan untuk ikut intervensi dalam hal ini untuk menyuruhmu kembali turun ke bumi...? Kalau itu memang maumu akan kuajak jutaan orang merayu Tuhan untuk menyuruhmu kembali turun ke bumi.....

Kutunggu kamu ya.....!

Wednesday, July 12, 2006

tentang aku...


Kami tak berani menatap langit

Bumi yang terbaring

Terus mengerang Menghisap airmata kami

(Tapi tak menghilangkan, sayang, bahkan menambah dahaga)

tentang aku...

Kami tak berani menatap langit

Bumi yang terbaring

Terus mengerang Menghisap airmata kami

(Tapi tak menghilangkan, sayang, bahkan menambah dahaga)

ilmu yang tak terduga

"Ora Obah Orah Mamah" jargon yang tertera dalam kaos perkumpulan pedagang asongan di kereta api ekonomi pasundan siang itu....

hatiku pun sentak berkata hebat banget..................

manifestasi Innallaha La Yughoyyiru ma biqoumin hatta Yughoyyiru ma bianfusihim ternyata kutemukan secara nyata pada mereka....

perjuangan tenaga mereka luar biasa.....

loncat dari gerbong ke gerbong....

turun dari stasiun ke stasiun lain.....

menawarkan barang dari penumpang ke penumpang...

tanpa rasa capek meskipun terkadang beban keluarga yang berat slalu mengiringi mereka....

otak nakalku bilang: enak banget ya mereka pahala mereka.....

berapa kata yang telah ia ucap dan berapa langkah yang telah mereka tempuh untuk menawarkan barang....kan niatnya udah jelas cari Ma'isyah bagi keluar pasti banyak banget pahala mereka....

InsyaAllah mereka pun masih menjaga kehalalan sumber pencaharian mereka karena terlihat mata yang tulus pada diri mereka....

Luar Biasa................

semoga dalam hidup nanti aku memiliki semangat seperti mereka atau bahkan lebih.Amien....

Friday, May 05, 2006

akhirnya...............

akhirnya kumelihat ada sebuah kilatan cahaya disana........
itukah secercah Nur dari diri-Mu?
aku mengerti sekarang, aku berada sangat jauh dari-Mu....
aku pun sadar bahwa terkadang Kau menggodaku sampai aku menangis tersedu-sedu malam itu....
terima kasih ya!apa jadinya diriku bila Kau tak menyadarkanku saat itu.........
aku ingin mencintaimu dengan sederhana sekuat kemampuanku sebagai hamba yang dloif ini.....

Tuesday, May 02, 2006

Dialog pagi..............................

Suatu pagi di stasiun kereta Api terlihat kerumunan tukang becak yang sedang menunggu penumpang sambil bercengkerama dengan asyik bersama temannya, dan sala satu dari mereka nyletuk yang suaranya dengan suara yang sangat jelas......
" Mosok ono cak, tukang becak sing wani tuku sego rawon rego 4000 nek gak aku...."
setelah dengar omongan tukang becak itu hati dan otakku ngomong dengan mesranya.....

hati: bagaimana pendapatmu tentang omongan tukang becak iku?
otak: Biasa aja, mungkin dia baru sarapan diwarung rawon seharga 4000 dengan uang jerih payahnya......
hati: hanya itu?
otak: mungkin juga dia merasa melebihi teman-temannya bisa makan enak pagi ini....
hati: Trus....
otak: kok aku terus sih, gantian kamu dong! menurutmu bagaimana....
hati: mendengar itu aku sedih banget.....
otak: kenapa?
hati: bagaimana perasaan temannya yang lain yang mungkin tidak bisa merasakan sarapan enak atau belum sarapan pada saat itu karena belum dapat penumpang. Bisa juga pada saat dia sarapan tidak juga memikirkan keluarganya dirumah sudah makan apa belum, anaknya sekolah dengan uang saku berapa, sudah layakkah pakaian anaknya, SPP anaknya udah dibayar apa belum, dan berjuta pertanyaan yang jawabannya BELUM terpenuhi.......
otak: sejauh itukah???
Hati: bukan hanya itu saja, mungkin juga Tuhan pun marah pada saat itu..........
otak: iya ya......
dialog itupun berhenti ketika kakiku tesenggol kaki lelaki tua yang berjalan merayap dilantai dengan pakaian lusuh dan kotor dan kami pun bertatapan mata.......
ya Allah apa maksud semua ini????jawab ya!!!!!please.............

Assalamualaikum!!!!!!!!!!

Assalamualaikum..........
kata yang tepat untuk diucap ketika kita bertemu dan berpisah dengan seseorang, tempat tinggal ataupun hal-hal lain dihadapan kita...
marilah kita mencoba untuk berpikir untuk mengucapkan salam pada masa lalu dan hari esok yang berada di depan kita.........
wahana ini merupakan sebuah curahan hati dan pikiran seorang hamba yang selalu rindu akan sebuah keadaan bangsa yang baldatun thoyyibatun wa rabbun ghoffur......
ucapkan salam pada kondisi yang telah lalu dan ucapkan salam juga pada situasi mendatang yang lebih baik penuh dengan ridlo-Nya.........
biarkan aku selalu meronta karna kuyakin disitu ada ridlo-Nya.........

Wasalam
alfin